![]() |
Sososk Alumni |
“Bangga dan bersyukur sekali,” itulah ungkapan Tri Mulyanto, S.Pd. salah
satu alumni MTs Negeri Majenang yang
saat ini menjadi guru di almamaternya sendiri. Tak heran ia tetap enjoy
mengajar walaupun rumahnya cukup jauh dari MTs Negeri Majenang yaitu
berada di Mulyasari, Pataruman, Banjar, Jawa Barat. Setiap hari ia bolak
balik Banjar-Majenang dengan sepeda motor gedenya.
Beliau bercerita sambil mengenang masa lalunya saat masih menjadi siswa. “Delapan Belas tahun
silam, tepatnya 1993-1996, saya mengenyam pendidikan di MTs Negeri Majenang.
Saat itu saya selalu berusaha memposisikan diri sebagai siswa yang baik. Namun,
tak dipungkiri sesekali tanpa unsur kesengajaan datang terlambat atau lupa
tidak mengerjakan PR,” tutur pria yang lahir pada 8 April 1981 itu sembari
tersenyum.
Ia yang kini sudah menjadi guru PNS itu masih ingat betul bahwa
sarana prasarana yang dimiliki MTsN Majenang masih sangat ketinggalan dan berbeda jauh
dengan sekarang. “Saat itu sarana prasarana untuk belajar sangat terbatas.
Belum ada LCD, laboratorium, perpustakaan bahkan OHV juga belum ada,” kenangnya. Suami dari Diah Nurhidayani, S.Pd (guru PNS SD
di Banjar) ini merasakan bahwa kondisi MTs Negeri Majenang saat ini sudah
mengalami peningkatan yang pesat. Menurutnya saat ini semuanya sudah lengkap
dan serba ada.
“Sekarang proyektor ada, laboratorium ada, perpustakaan juga bukunya lengkap,” ujar ayah dari Makayla Azzra Ridian Mulia dan Raisya Mulia Elzannazira tersebut bersyukur. Beliau berpesan kepada seluruh siswa MTsN Majenang untuk lebih giat dan semangat dalam belajar karena fasilitas saat ini sudah memadai. Dengan fasilitas yang lebih memadai tentunya proses pembelajaran akan lebih efektif.
Hj. Jamilatun Munawaroh, S.Pd salah seorang guru Tri Mulyanto saat kelas VIII dulu dan saat ini menjadi rekan sejawat memberikan pendapatnya. “Tri Mulyanto termasuk kategori siswa yang pintar, seringnya kalau duduk berada di depan. Saat menjadi siswa Tri agak pendiam,” ujar waka humas tersebut.
Tri, demikian panggilannya, mengawali pendidikan di MI Ma’arif Limbangan, Wanareja (Lulus 1993), MTs Negeri Majenang (Lulus 1996), SMU Negeri 1 Dayeuhluhur (Lulus 1999). Adapun gelar sarjana pendidikannya diperoleh di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) pada jurusan Pendidikan Bahasa Indoenesia pada tahun 2003.
Selepas lulus kuliah,
pehobi olahraga sepeda santai ini langsung mengajar di dua madrasah yakni MTs YPI Sufyan Tsauri Limbangan
Wanareja dan MTs Negeri Majenang. Pengabdiannya di MTs YPI berakhir pada tahun
2004 dan lebih memilih untuk fokus mengajar di almamaternya. Rupanya pilihan
Tri tidak sia-sia dan dewi fortuna mengiringi langkah hidupnya. Tepat pada tahun 2005 atau dua
tahun selepas lulus kuliah ia diangkat menjadi guru CPNS di almamaternya
sendiri. Boleh dikata apa yang dialami Tri jarang terjadi. Banyak saat ini guru
yang telah lama mengabdi bertahun-tahun bahkan berpuluh tahun namun belum juga
diangkat menjadi PNS. Bisa jadi nasib baik Tri Mulyanto tidak lepas dari do’a
orang tuanya dan ia dikenal sebagai sosok anak yang hormat, taat dan sayang
sama orang tuanya.
Menjadi guru yang dapat digugu dan ditiru serta menjadi guru profesional
merupakan harapan yang ingin ia capai dalam karirnya sebagai guru. Ia
berpandangan bahwa pendidikan merupakan modal dasar bagi suatu negara untuk
mencapai kemajuan di segala bidang dan sosok guru profesional berperan penting
dalam mewujudkannya.
***
(Dka, 2014)