Select Menu

Prestasi

Karya Siswa

Profil Siswa

Karya Guru

Profil Guru

Info Pendidikan

Paduan Suara MTs Negeri Majenang

Kelompok paduan suara MTs Negeri Majenang
Admin MTs N Majenang-Dalam rangka memperingati 66 tahun HUT RI Kemerdekaan RI, Pemerintah Kecamatan Majenang menyelenggarakan lomba paduan suara Banggga Mbangun Desa antarinstansi se-Majenang. Tak ketinggalan bapak/ibu guru MTs Negeri Majenang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Lomba paduan suara dilaksanakan di Pendopo Kecamatan Majenang pada hari Kamis, 27 Juli kemarin. Tidak kurang dari 75 instansi se-Majenang mengirimkan delegasi dan bersaing ketat untuk menjadi juara. Adapun lagu yang dibawakan adalah Bangga Mbangun Desa

Camat Majenang dalam sambutannya menyampaikan bahwa tujuan kegiatan lomba dalam rangka ikut memperingati HUT RI. "Lomba ini digelar untuk mengisi HUT RI sekaligus memotivasi kepada seluruh masyarakat untuk bangga mbangun desa," ujarnya.

Turut menyaksikan perlombaan tersebut Kepala UPT Disdikpora Majenang dan undangan lainnya.

Nadia Nursoleha Dapat Kulkas dari Bupati Cilacap





Admin Weblog MTs N Majenang-"Mimpi apa kamu semalam?", ujar beberapa guru MTs Negeri Majenang kepada Nadia Nursoleh, siswi kelas VII E MTs Negeri Majenang yang beruntung mendapat hadiah kulkas itu. Ya, tak disangka, siswi berjilbab dari Pahonjean itu mendapat hadiah istimewa kulkas yang langsung diserahkan Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamudji saat Lomba Jalan Sehat tadi pagi (29/07) di Alun-alun Majenang.
Lomba jalan sehat yang diikuti ribuan masyarakat itu dilepas langsung oleh Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji dari Alun-alun Majenang, dengan menempuh jarak 5 kilometer lebih. lomba jalan sehat digelar dalam rangka memperingati HUT RI ke-66. Para peserta melewati rute jalan raya dari mulai Alun-alun dan kembali finish di Alun-alun dengan melewati GOR Majenang.

Menurut Panitia, kegiatan ini bertujuan untuk memperinati HUT RI ke-66 sekaligus mendorong masyarakat untuk berlaku hidup sehat.

Sepanjang rute yang dilalui para peserta asyik ngobrol dengan santai. Tak terkecuali MTs Negeri Majenang mengikutusertakan seluruh siswa/i kelas VII sebanyak 300-an dengan didampingi para guru.

Oleh Deni Kurniawan As'ari

Peresmian Gedung MA Pesantren Pembangunan Majenang dan 5 Pilar Pendidikan Islam

Siang tadi, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI, Prof. Dr. H. Moh. Ali, M.A. hadir di Cigaru, Majenang dalam rangka peresmian penggunaan gedung belajar Madrasah Aliyah Pesantren Pembangunan Cigaru, Majenang. Acara yang digelar di komplek Pesantren Pembangunan Cigaru Majenang itu berlangsung meriah dan dihadiri para pejabat dan tokoh masyarakat. Kepala Kanwil Kemenag Jateng, Drs. H. Imam Haromain Asy'ari, M.Si, Kepala Kemenag Cilcap, Drs. H. Muhtadin, M.Si dan para tamu undangan nampak hadir di tengah acara tersebut.

Selain meresmikan gedung MA Pesantren Pembangunan Cigaru, dirjen pendis itu mengisi studium general STAIS Sofyan Tsauri Majenang. Dalam paparannya, Prof Moh. Ali memaparkan 5 (lima) pilar pendidikan Islam di madrasah dan pesantren yang perlu dipahami oleh segenap guru, kyai dan pemangku pendidikan dibawah kemenag. Adapun lima pilar tersebut adalah :


Pertama, pendidikan islam ---baik di madrasah maupun pesantren--- harus mengembangkan nasionalisme. Pilar ini penting ditanamkan kepada generasi muda islam. Nasionalisme ini terutama berpijak kepada 4 hal yakni NKRI sebagai sesuatu yang final, UUD 1945, ideologi pancasila dan bhineka tunggal ika. Menurutnya ajaran islam telah mengajarkan bahwa cinta tanah air bagian dari ciri orang yang beriman.



Kedua, pendidikan islam harus mengembangkan Islam yang toleran. Hormat menghormati antar dan inter umat beragama perlu terus ditanamkan kepada masyarakat. "Saatnya lembaga pendidikan mengajarkan ajaran-ajaran Islam yang toleran, karena dalam islam diajarkan lakum dinukum waliyadin," ujarnya dengan penuh semangat.

Ketiga, pendidikan islam harus mengajarkan islam moderat. Indonesia yang sangat majemuk dan sebagian besar bergama islam harus terus dipupuk islam yang moderat bukan ekstrem, tidak radikal, dan tidak liberal. "Tidak ada dalam kitab-kitab di pesantren ditemui aliran ekstrem radikal dan ektrem liberal, namun di tengah-tengah, ya moderat," tegasnya.

Keempat, menghargai multikulturisme atau keragaman budaya, sesuai dengan tuntunan Al Quran. Beliau mengutip ayat, bahwa Allah SWT menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal.

Kelima, mengembangkan ajaran Islam yang inklusif. "Inklusif berarti kita menerima siapa pun untuk belajar islam. Masuk atau menerima siapa pun. Saatnya pesantren menerima siapa pun ---termasuk nonmuslim untuk belajar islam," ujarnya meyakinkan.




Prof. Dr. H. Moh. Ali, M.A. (Dirjen Pendis Kemenag RI)


Ada hal yang menarik bahwa kedatangan dirjen pendis itu sempat terlambat dari jadwal semula karena pada pagi harinya ---sekira pukul 07.00 WIB beliau masih berada di Mataram. Kehadiran beliau pun disambut dengan penuh antusias oleh panitia dan jama'ah setelah helikopter yang ditumpanginya mendarat dengan mulus di lapangan sepakbola Cigaru Majenang.

Oleh : Deni Kurniawan As'ari

PERJUMSA MTs Negeri Majenang



Admin Weblog MTs N Majenang-Perjumsa tahun ini ini memiliki makna penting karena ikut mempersiapkan para siswa kelas VII menjadi kader pramuka MTs Negeri Majenang yang berkarakter.

Perjumsa MTs Negeri Majenang dikuti oleh siswa kelas VII yang terdiri 5 regu putra dan 5 regu putri. kegiatan dirancang sedemikian rupa untuk menyenangkan bagi siswa namun tidak meninggalkan inti dari pramuka itu sendiri, kedisiplinan, kepemimpinan, kemandirian dan kerjasama.

kegiatan Perjumsa diawali pada pukul 13.30 - 06.30 WIB, pada hari Jum’at-Sabtu, 14-15 Juli 2011, bertempat di kompleks MTs Negeri Majenang. Diantara sesi pada kegiatan kepramukaan diisi wide game, hiking, penampilan kelompok, PBB dan lainnya yang dilaksanakan di sekitar madrasah dan lingkungan desa.

Nur Hafizhin, Juara 1 Lomba Pidato Bahasa Arab Jateng

Nur Hafizhin, sosok pelajar yang ramah dan murah senyum itu menorehkan prestasi gemilang. Betapa tidak, siswa kelas VII D MTs Negeri Majenang berhasil menjadi Juara 1 Lomba Pidato Bahasa Arab Tingkat Jawa Tengah pada acara Porseni yang digelar pada hari Mingggu-Senin, 9-10 Juli 2011 di Semarang.

Siswa yang menjabat Wakil Ketua OSIS ini lahir tanggal 1 Januari 1997, sebagai anak pertama pasangan Ahmad Syaibani dan Kumaesaroh warga Jalan Dirman Pahonjean Majenang.

Diakui Nur bahwa dirinya memiliki keinginan yang kuat menjadi juara ketika pertama kali membaca sebuah brosur penerimaan siswa baru MAN Majenang yang tertempel di papap pengumumam sekolah. "Saya membaca brosur dan salah satunya ditulias prestasi MAN Majenang. Secara tidak sengaja saya punya sebuah keinginan untuk menjadi juara" katanya.

Tak Menyangka Menjadi Juara
Nur Hafidzin saat menerima piala
Siswa yang kerap menjadi ketua kelas itu tidak menyangka bahwa dirinya akan dinobatkan tim juri menjadi juara pertama. Menurutnya ada sekitar 15 peserta dari 35 kabupaten/kota yang ikut lomba itu cukup baik penampilannya.

"Peserta dari kabupaten Pekalongan, Rembang dan Jepara termasuk yang cukup bagus. Makanya saya kaget dan deg-degan ketika juri mengumumkan saya sebagai pemenang. Saking kaget dan bahagia saya berucap syukur alhamdulillah dengan keras dan berteriak" tutur Nur Hafidzin dengan penuh semangat.

Lantas apa yang menyebabkan dia jadi juara? Menurutnya ada tiga kriteria penilaian. Pertama, cara penyampaian, kedua isi teks pidato dan ketiga ekspresi.

"Alhamdulillah, saya tidak grogi, suara pun cukup jelas dan lantang. Mungkin itu yang menyebabkan dewan juri terpesona sama saya", sahutnya.

Prstasi gemilang Nur Hafizhin tidak diperoleh secara mudah. Berawal dari Porseni pada tingkat KKM Majenang, Nur sudah berlatih keras. Hampir setiap hari dia berlatih dengan bimbingan Bapak Jaelani, S.Ag ----guru Bahasa Arab----, rupanya kerja keras yang dilakukannya tidak sia-sia.

Pada Porseni tingkat KKM berhasil menjadi juara 1, kemudian dilanjutkan pada porseni tingkat kabupaten Cilacap dan lagi-lagi menjadi juara 1. “Saya sangat bersyukur dapat meraih prestasi ini dan kini sedang berusaha menyiapkan diri menghadapi lomba tingkat nasional yang akan digelar di Depok pada tanggal 19 Juli 2011 esok", tutur remaja yang bercita-cita ingin menjadi guru agama tersebut saat mengakhiri perbincangan dengan admin weblog Mts Negeri Majenang tadi siang.

Misye Arbiyan, "Presiden" OSIS MTs Negeri Majenang 2010-2011

Misye Arbiyan
Misye, demikian panggilan siswi kelas IX MTs Negeri Majenang itu. Dia merupakan puteri dari pasangan Nur Supriyanto dan Arbayah. Alumni SD Negeri Jenang 05 ini termasuk sosok yang demen membaca buku, berenang dan bermain.

Gadis berjilbab ini lahir di Cilacap, pada 11 Mei 05 Maret 1992 lalu sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Dia  memiliki cita-cita yang menarik, pengen jadi seorang dosen ---pengajar di perguruan tinggi---.

Selain cantik, siswi yang aktif di kegiata pramuka itu memiliki banyak prestasi. Juara 3 Lomba Latihan Gabungan Pramuka, Juara 3 Lomba PBB dan Juara 2 jambore pramuka merupakan sebagian dari prestasi yang pernah ditorehkannya.

Misye Ardiyan adalah sosok ketua OSIS MTs Negeri Majenang periode 2010/2011. Meskipun dihadapkan dengan tugas dan tanggung jawab yang berat, dia tetap enjoy menjalaninya dan tentu tidak melupakan tugas utamanya untuk belajar.

O ya, sebagai ketua OSIS ia juga pandai bernyayi di depan umum. Saat pelepasan siswa kelas IX tahun ini, dia membawakan lagu yang begitu merdu. Di akhir wawancara, siswi yang tinggal di Jalan Pendidikan Majenang itu mengemukakan kesannya menjabat Ketua OSIS. "Saya senang karena bisa menjadi suri tauladan bagi teman-teman lain dan memberi contoh. Selain itu saat berkumpul dengan pengurus OSIS lain saya merasakan kebahagiaan tersendiri" ujarnya. Dia pun berharap MTs Negeri Majenang semakin maju dan siswa-siswinya juga semakin berprestasi. Ya, semoga harapan dia terwujud.

Selamat menjalan amanah untuk Misye.

Tak Ada Diskriminasi Sekolah Umum dan Keagamaan

Bandung - Sekolah umum dan sekolah keagamaan sama-sama diatur oleh undang-undang sistem pendidikan nasional. Tidak ada perbedaan perlakuan pada kedua jenis sekolah tersebut, baik untuk fasilitas maupun akses. Semua pihak diminta untuk masuk ke dalam arus utama pendidikan dan tidak melakukan diskriminasi.

Hal tersebut ditegaskan Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh saat berkunjung ke Pondok Pesantren Darul Falah Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, akhir pekan lalu. "Dua-duanya sama-sama pendidikan, yang dididik pun sama-sama anak bangsa. Jangan dibedakan," ujar Menteri Nuh.

Di hadapan kurang lebih 300 siswa dan guru pondok pesantren, Mendiknas menyampaikan, ada tiga syarat yang harus dilakukan jika ingin benar-benar masuk ke arus utama pendidikan. Pertama, harus benar-benar dipahami tentang karakteristik arus utama, yaitu untuk menyiapkan orang.

Kedua, gunakan orang tadi agar ilmunya bermanfaat. Dan ketiga adalah melakukan mobilisasi pendidikan. Mendiknas mengatakan, pemerintah berhutang kepada setiap lembaga pendidikan yang dikelola masyarakat. Baik pesantren maupun sekolah swasta umum lainnya. "Bentuk ucapan terima kasih pemerintah kepada mereka yaitu dengan memberi dukungan, terlebih untuk tidak mendiskriminasikan mereka," ujarnya.

Bukan hanya siswanya yang diperlakukan sama. Guru-gurunya pun, kata Mendiknas, memiliki kesempatan yang sama untuk sertifikasi. Asalkan memenuhi persyaratan telah S1 atau D4, dan telah mengajar untuk jangka waktu yang telah ditentukan. "Untuk sertifikasi semuanya bisa mendapatkan, baik negeri, swasta, maupun guru pesantren," katanya. (aline)

Kanwil Kemenag Prov. Jateng Selenggarakan Kemah Pelajar Lintas Agama

Semarang - Dalam rangka menjaga iklim yang kondusif antar pemeluk agama, Kanwil Kementerian Agama menggelar Kemah Pelajar Lintas Agama Provinsi Jawa Tengah untuk kedua kalinya yang diselenggarakan sejak Senin (20/6) dan berakhir Kamis (23/6).

Dalam Kemah Pelajar Lintas Agama (KPLA) ditekankan agar peserta tidak merasakan bahwa perbedaan agama yang mereka miliki merupakan penghalang, namun justru perbedaan, keberagaman dan kebebasan beragama sebagai rahmat Tuhan yang harus disyukuri dan dimanfaatkan sebagai cambuk untuk membangun bangsa. Demikian ujar Kepala Kanwil Kementerian Agama Prov. Jawa Tengah, Drs. H. Imam Haromain Asy’ary, M.Si dalam upacara pembukaan KPLA.

“Kementerian Agama sangat berharap peserta KPLA yang notabenenya adalah generasi muda mampu membawa nilai-nilai kebersamaan yang dipupuk dalam kegiatan ini kedalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara,” tambah Kakanwil.

Sementara itu, pendamping peserta KPLA, Tim Ra’GENTAR selalu memberikan materi dan games yang membutuhkan kerjasama antar peserta. Dengan demikian diharapkan peserta kemah mampu menyerap nilai-nilai yang ditanamkan dalam kegiatan dan games yang mereka ikuti.

Kemah yang dilaksanakan di Umbul Sidomukti Jimbaran ini diikuti sebanyak 120 peserta dari 6 unsur Agama yang ada di Indonesia. Selain mendapatkan materi dari Kanwil Kementerian Agama Prov. Jawa Tengah dan Ra’GENTAR peserta kemah juga mendapatkan materi dari Polri, TNI dan FKUB.

Info MTs