Select Menu

Prestasi

Karya Siswa

Profil Siswa

Karya Guru

Profil Guru

Info Pendidikan

BISA ITU KARENA TERBIASA

Oleh Darul Rahmadi, S.Pd ----Guru Matematika MTs Negeri Majenang-----

Darul Rahmadi
Seperti jamur di musim hujan, banyak di kota-kota sekarang tumbuh Bimbel (Bimbingan Belajar). Fenomena ini terjadi karena mereka para orang tua dan siswa fobia tidak berhasil dalam menempuh ujian nasional atau mendapat predikat tidak lulus. Sebenarnya fobia ini dapat dihilangkan dengan berbagai cara, diantarannya tentu saja pengaruh yang datang pada diri anak sendiri yang dikenal dengan faktor intern dan juga tidak terlepas dari pengaruh yang kedua yaitu bimbingan dari pendidik dalam hal ini guru sebagai faktor Ekstern.

Kenapa anak tidak berhasil ……………………………….?

Ketidakberhasilan anak ini banyak disebabkan karena anak tidak terbiasa dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat di sekolahan. Anak datang dari rumah ke sekolah, akan tetapi di sekolah mereka tidak konsen akan apa yang didapat. Anak bertemu dengan teman-teman itu hal yang terpenting, sehingga terlupakan tujuan pokok mereka. Sebenarnya jika anak sadar akan eksistensi mereka di sekolah, mereka akan dengan ikhlas mengamalkan ilmu yang didapat demi keberhasilan yang akan datang.

Mereka merasa jemu dengan keadaan di sekolah, dan merasa tidak bisa, sulit menerima ilmu di sekolah. Mereka tidak sadar sebenarnya semua ilmu itu dapat dengan mudah dipelajari asal mau berusaha, sebab bisa itu karena terbiasa.

Coba jika kita amati kejadian demi kejadian di lingkungan kita………
Kenapa anak seusia 5 - 6 tahun biasa berbahasa Inggris, bisa berbahasa Arab, bisa berbahasa Indonesia, bahasa Sunda ataupun bahasa Jawa ?
Anak usia 5 – 6 tahun bisa berbahasa Inggris tentu saja karena kebiasaan mereka tiap hari berbahasa Inggris. Anak usia 5 – 6 tahun bisa berbahasa Indonesia tentu saja karena kebiasaan mereka tiap hari berbahasa Indonesia.

Ada seorang guru wiyata bhakti di suatu daerah punya keinginan menjadi PNS. Sementara di daerahnya tidak ada formasi untuk jurusan dia. Karena dia ingin sekali menjadi PNS maka dia mendaftar di daerah lain yang kesempatannya lebih besar padahal dia belum pernah menjamah daerah tersebut. Pertama bermodal keinginan dan kemauan maka pergilah dia untuk mendaftar di tempat yang telah ditentukan dan akhirnya dengan susah payah ketemu juga tempat yang dituju, pengetahuan yang kedua didapat dari ikut tes seleksi, sedikit faham akhirnya. Puncaknya dia diterima menjadi PNS bermodal dua pengalaman sebelumnya dicari tempat dia ditugaskan akhirnya dengan mudah ketemu juga tempat yang dituju walaupun kemungkinan waktu tempuhnya terlalu lama. Pengalaman demi pengalaman yang didapat akhirnya ditemukan jalan tercepat untuk menempuh daerah kerja yang baru.

Pengalaman ini dapat kita pahami bahwa seseorang akan sukses ke tempat tujuan harus bermodal keinginan, kemauan, dan akhirnya kebiasaan. Dengan ketiga modal utama tersebut. satu tujuan akan dapat dicapai dengan berbagai jalan. Inilah faktor intern berperanan penting. Seseorang akan menyelesaikan suatu soal dalam hal ini soal matematika dengan konsep yang telah didapat akan dapat diselesaikan dengan banyak cara. Tidak hanya tergantung pada cara yang telah diberikan oleh guru saja. Semakin banyak mereka latihan mengerjakan soal maka akan semakin banyak pengalaman yang didapat, pada akhirnya dengan mudah cara lain dan cara tercepat akan didapat. Itulah makna bisa karena terbiasa.

Tidak kalah pentingnya juga faktor ekstern akan mempengaruhi proses keberhasilan para peserta didik. Mereka akan berhasil jika yang pertama senang terhadap mata pelajarannya kemudian dengan menyenangi mata pelajaran akan menyenangi gurunya. Atau bahkan faktor tersebut bisa terbalik 180 derajat yaitu mereka menyenangi gurunya terlebih dahulu baru menyenangi mata pelajaran. Hal ini dapat terjadi jika guru dalam memberi materi menggunakan berbagai macam metode dan sarana yang tepat sesuai dengan kompetensi. Seusia anak sekolah lebih senang dan tertarik jika mereka diberi hadiah atau stimulus berupa reward apapun bentuknya. Contoh dalam hal ini kami sebagai guru matematika kelas IX tahun pelajaran 2010/2011 di MTs Negeri Majenang Kabupaten Cilacap memberi reward kepada siswa sejak awal semester pertama berupa piala sebanyak 15 piala. Piala ini akan diberikan kepada 4 siswa yang mendapat nilai matematika UN tertinggi di masing-masing kelas sebanyak 3 kelas dari 5 kelas dan tiga piala lagi diberikan kepada juara kelas dimana kami sebagai wali kelas. Tidak menutup kemungkinan juga nilai UN yang tertinggi didapat oleh siswa yang notabenenya anak yang mempunyai prestasi pas-pasan. Akan tetapi sudah menjadi kesepakatan dari awal jika terjadi semacam itu maka setelah pengumuman akan dipertarungkan lagi mereka dengan mengerjakan soal, tentu saja bukan soal UN yang sebelumnya.

Secara materi dan segi keuangan piala ini diambil dari mana? Tentu saja berkat program pemerintah yang berupa Tunjangan Guru Profesional melalui Sertifikasi. Sedikit akan tetapi bagi siswa akan sangat berharga sekali. Apalagi masih nanti ditambah dari pihak sekolah dan bahkan dari guru mata pelajaran lain yang juga membari reward, tentu saja perasaan akan semakin bangga bagi mereka yang memperolehnya.

Peserta didik akan berhasil jika mau membiasakan diri untuk belajar yang didukung pengalaman pendidik dalam mengajar dengan berbagai metode-metode diterapkan dan ditemukan sesuai dengan kemampuan peserta didik. Tidak kalah penting juga reward yang diberikan akan memberi dorongan semangat belajar mereka untuk membiasakan diri belajar agar bisa dan berhasil. 

Ingatlah .......
" BISA ITU KARENA TERBIASA "
" ANDA TIDAK BISA, ANDA PERLU MENCOBA,
" ANDA TIDAK BISA, ANDA PERLU MENCOBA,
" ANDA TIDAK BISA, JANGAN PUTUS ASA,
" JALAN PASTI DI DEPAN MATA.

Sejarah MTs Negeri Majenang

1. Letak Geografis
MTs Negeri Majenang Kabupaten Cilacap didirikan di daerah pedesaan yang sebagian besar mata pencahariaan penduduknya sebagai petani dan buruh. Madrasah berlokasi di desa Pahonjean Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap. Kecamatan Majenang merupakan wilayah kabupaten Cilacap bagian barat. Tanahnya cukup subur dan cocok untuk lahan pertanian. Hanya saja pengolahan lahan pertanian khususnya di desa Pahonjean kurang maksimal. Hal ini dilihat dari kenyataan bahwa dalam 1 (satu) tahun untuk padi hanya bisa panen 2 (dua) kali

Lokasi madrasah dapat dijangkau dengan mudah karena terletak di tepi jalur jalan antar provinsi yang menghubungkan Provinsi Jawa Tengah dengan Provinsi Jawa Barat jalur Selatan. Boleh dikatakan bahwa MTs Negeri Majenang berada di Desa Pahonjean Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah ini adalah cermin MTs Negeri yang berada di Jawa Tengah. Dari kondisi strategis tersebut MTs Negeri Majenang dapat berkembang dengan pesat, untuk perkembangan hal tersebut perlu meningkatkan pengolahan managemen pendidikan secara proporsional, baik secara historis MTs Negeri Majenang ataupun sarana dan prasarananya cukup memadai.

2. Perjalanan Historis
Secara historis MTs Negeri Majenang bermula dari sebuah Pesantren Darutsawab,  kemudia berdirilah lembaga pendidikan formal yang bernama Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Geblogan yang terletak di Grumbul Geblogan bagian dari Desa Pahonjean Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap. Pesantren tersebut dibawah asuhan KH. Rosidin dibantu oleh kedua putranya yang bernama K. Imam Bulqin dan K. Imam Thobroni. Pada tahun 1971, nama ma’arif berubah menjadi DARWATA (Darul Tarbiyah Watta’lim), dan sebagai Kepala Madrasah adalah K. Imam Thobroni. Pada waktu itu siswanya sedikit, karena tidak semua santri mau belajar di lembaga pendidikan formal. Namun tahun demi tahun akhirnya siswa MTs Darwata semakin banyak seiring dengan kebutuhan akan ijazah formal.

Pada tahun 1980 MTs Darwata Geblogan menjadi MTs Negeri Karanganyar Filial di Pahonjean dengan KS Dirjen Binbaga Islam Nomor : KEP/E-II/1980 tanggal 22 September 1980 dengan Kepala Madrasah Chujjirna BA. Pada saat itu siswanya cukup banyak kurang lebih 500 siswa. Pada tahun 1982 Chujjirna BA. digantikan oleh Drs. Bunyamin, dalam kurun waktu 9 tahun jumlah siswa MTs Negeri Karanganyar Filial di Pahonjean mengalamai pengurangan seiring dengan berdirinya madrasah-madrasah swasta di sekitar Majenang.

Pada tahun 1991 Madrasah Tsanawiyah Negeri Karanganyar Filial di Pahonjean meningkat statusnya menjadi mandiri menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri Majenang Kabupaten Cilacap dengan SK Nomor : 137 Tahun 1991, Kepala Madrasah yang pertama adalah Drs. H. Bunyamin kemudian berturut-turut digantikan oleh Drs. Khujirno, Hj. Ngadiyah B.A. dan Drs. Muslimin Winoto, M.Pd.I. sehingga sampai dengan tahun 2010 MTs Negeri Majenang telah mengalami 5 (lima) kali pergantian kepala dan mulai bulan Pebruari 2010 yang menjabat sebagai Kepala MTs Negeri Majenang adalah H. Moch. Makhrus, S.Pd , M.Pd.

Urgensi Pembelajaran Sains di Madrasah

Oleh : Ariesta Indriawati, S.Pd -----Guru Mapel IPA MTs Negeri Majenang----

Ariesta Indriawati
Sains atau biasa dikenal dengan sebutan Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) merupakan salah satu materi pembelajaran yang ada di madrasah, baik madrasah ibtidaiyah, tsanawiyah maupun aliyah. Bahkan IPA termasuk mata pelajaran yang diujian nasionalkan sehingga IPA dipandang sebagai mata pelajaran yang dianggap penting untuk tidak dinomorduakan.

Rasa ingin tahu terhadap alam dan hasrat untuk lebih memahami lingkungan menjadi motivator untuk lebih mengenal dan mendalami sains. Pengamatan terhadap berbagai gejala alam dan benda-benda alam semesta dapat menyadarkan manusia betapa Maha Besar Sang Pencipta Alam Semesta. Proses pengamatan terhadap alam semesta merupakan langkah awal untuk pengenalan dan pendalaman terhadap sains. Pada tahap ini akan muncul berbagai pertanyaan dan dibutuhkan jawaban atas pertanyaan –pertanyaan tersebut. Pencarian jawaban atas pertanyaan yang muncul dapat dilakukan melalui penelitian ilmiah dan pembelajaran sains baik di sekolah / madrasah maupun di lembaga pendidikan yang lain.

Sains dapat digunakan sebagai sarana untuk menjelaskan hukum-hukum alam yang sangat relevan dengan ayat-ayat Allah SWT. Dalam QS. Al anbiya : 32 disebutkan bahwa “Kami jadikan langit, sebagai atap yang terpelihara (tiada roboh), tetapi mereka berpaling daripada ayat-ayat-Nya (dalil-dalil-Nya)”. Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa langit sebagai atap yang terpelihara, jika dihubungkan dengan sains atap yang terpelihara berarti atmosfer bumi yang tebalnya kurang lebih 700 km. Atmosfer adalah perisai atau atap yang melindungi bumi dari beberapa hal antara lain :
1. Atmosfer melindungi bumi dari benda-benda luar angkasa yang masuk ke bumi.
2. Atmosfer juga melindungi bumi dari radiasi sinar matahari yang berbahaya bagi manusia.

Menurut Ahmad Abu Hamid (2008:2) pembelajaran IPA merupakan bagian integral dari upaya meneguhkan keimanan dan meningkatkan ketaqwaan siswa melalui pembelajaran dan penelitian ayat-ayat kauniyah. Oleh sebab itu guru sebaiknya mengkaitkan dan mengintegrasikan keimanan dan ketaqwaan dalam pembelajaran IPA sehingga pembelajaran IPA di madrasah benar-benar mampu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah SWT.

Pembelajaran IPA di madrasah sebaiknya memberikan ruang gerak yang luas pada siswa untuk lebih memperkaya pengalaman belajarnya . Pengalaman belajar siswa diperoleh dan dikembangkan dari serangkaian kegiatan yang dapat mengeksplorasi alam dan lingkungan melalui eksperimen atau kegiatan praktikum IPA yang dibimbing oleh guru mata pelajarannya dan kegiatan pengamatan langsung terhadap alam melalui kegiatan study tour atau kegiatan ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja ( KIR ). Pembiasaan siswa melakukan eksperimen diharapkan mampu menumbuhkan dan mengembangkan sikap ilmiah. Siswa dilatih untuk kreatif, teliti , mampu berfikir dan bersikap ilmiah, belajar bekerja sama dalam satu tim, saling menghargai dan belajar untuk mandiri. Kegiatan study tour ke tempat – tempat yang berhubungan dengan sains misalnya ke musium IPTEK, Sea Word, daerah pantai , pertanian , perkebunan dan hutan diharapkan mampu menambah pengetahuan siswa terhadap sains serta memberikan pengalaman belajar yang akan selalu diingat sepanjang hidupnya. Kegiatan ekstrakurikuler KIR merupakan sarana pembelajaran bagi siswa untuk berlatih menjadi seorang ilmuwan yang memegang teguh nilai – nilai obyektivitas, kejujuran dan kebenaran.

Urgensi pembelajaran sains di madrasah antara lain bahwa pembelajaran sains diharapkan mampu menanamkan dan meningkatkan keimanan atau ketakwaan siswa kepada Allah SWT, menumbuhkan sikap ilmiah, dan menanamkan budi pekerti yang baik pada siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Film Animasi Tiga Dimensi Bertajuk Samba dan Sahabat

Direktorat Pendidikan Madrasah Kementerian Agama meluncurkan film animasi tiga dimensi bertajuk Samba dan Sahabat, sebuah kumpulan cerita anak madrasah yang dikemas secara sederhana, namun menarik, lucu dan tidak membosankan.

"Ini film animasi edukasi pertama yang dibuat untuk kepentingan pendidikan madrasah," kata Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Prof Dr Mohammad Ali pada peluncuran film animasi 3D Samba dan Sahabat di Jakarta, Selasa (16/11).
Menurut Ali, kehadiran film itu sangat sesuai dengan program pemerintah membangun karakter bangsa bagi generasi muda terutama anak-anak. "Karakter bangsa yang dimaksud adalah nilai-nilai luhur dari negeri sendiri seperti gotong royong, sopan santun, toleransi, tolong menolong, dan ramah tamah," jelas Dirjen.

Mohammad Ali juga menjelaskan latar belakang mengapa film animasi perlu dibuat. "Film ini bertujuan menanamkan pendidikan karakter bangsa kepada anak-anak Indonesia melalui pendekatan kreatif, inovatif, menyenangkan dan atraktif," katanya seraya mengaku prihatin dengan maraknya tontonan di televisi yang tidak mampu menjadi tuntunan. "Sedikit sekali tayangan yang mengangkat nilai-nilai karakter bangsa kita sendiri," ujarnya.

Direktur Pendidikan Madrasah Ace Saifuddin mengatakan, Indonesia perlu lebih banyak film animasi yang berkarakter lokal. "Anak-anak yang menggemari film animasi superhero barat biasanya cenderung menjadi individual," katanya seraya menambahkan, Samba dan Sahabat bercerita tentang beberapa anak pelajar di sebuah madrasah dengan segala tingkah polah anak-anak namun sarat dengan kearifan lokal.

"Madrasah perlu diketahui oleh masyarakat sebagai
center of excelent
yang sejajar dengan sekolah umum. Dalam dua tahun terakhir nilai rata-rata ujian nasional siswa Madrasah Tsanawiyah lebih unggul dari sekolah umum. Selain itu, nilai rata-rata ujian nasional prosentasi dan kelulusan siswa madrasah selalu naik dalam lima tahun terakhir," kata Saifuddin.
Dikatakan pula, Direktorat Pendidikan Madrasah telah menyiapkan 26 episode berdurasi 30 menit dengan berbagai judul yang bergenre komedi religi. Dijadwalkan film animasi Samba dan Sahabat tayang 17-28 November di berbagai stasiun televisi, Global TV, Trans 7 dan Sun TV. "Film samba tidak kalah hebat dibanding Ipin dan Upin," ucap Saifuddin.

Penulis naskah Zacky mengungkapkan, Samba dan sahabat adalah kumpulan cerita edukatif tentang kehidupan Samba dan sahabat-sahabatnya, Fadriel, Adnan, Esli dan Nabila. Mereka bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 07 Pondok Damai. Sebagai sebuah drama edukatif film ini selalu berusaha menyajikan nilai-nilai pendidikan yang positif mengenai karakter bangsa, seperti, pendidikan moral dan etika, sikap sosial, gotong royong, tanggung jawab dan pendidikan keagamaan yang dikemas dalam sebuah cerita sederhana sesuai dengan dunia anak-anak. (kadar santoso)

Sumber PINMAS Kemenag RI

Lomba Mengarang Cerpen Anak oleh Guru 2011



(deadline 31 Maret 2011)

Ibu-Ibu Guru dan Bapak-Bapak Guru yang kami hormati !

Menyambut Hari Ulang Tahun Ke-38 Majalah Bobo, tanggal 14 April 2011 nanti, Majalah Bobo kembali menyelenggarakan Lomba Mengarang Cerpen oleh Guru. Kami mengundang Ibu dan Bapak Guru sekalian untuk ikut serta dalam lomba ini.

Majalah Bobo berharap, karya Ibu dan Bapak Guru bisa memberikan hiburan,

sekaligus panduan nilai moral kepada anak dalam kehidupan sehari-hari. Tema cerpen bebas. Boleh tentang apa saja. Yang penting cerita itu indah, menarik, dan sesuai untuk anak.

Untuk teman-teman pembaca Bobo, tolong, sampaikan pengumuman ini kepada Ibu dan Bapak Guru di sekolahmu, di sekolah temanmu, atau di sekolah saudaramu. Terima kasih, ya!

Syarat Lomba

Lomba ini untuk para guru.
Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Naskah harus asli, bukan terjemahan, saduran, atau mengambil ide dari karya lain yang sudah ada.
Naskah belum pernah diterbitkan di media massa, (cetak maupun elektronik), dan tidak sedang diikutsertakan dalam lomba lain.
Tema bebas, asalkan sesuai untuk anak.
Atas karya yang menang, Redaksi Bobo berhak menerbitkannya di Majalah Bobo, mengumumkan/memperbanyak, dan mewujudkannya kembali dalam format digital maupun non digital yang tetap merupakan bagian dari Majalah Bobo.
Atas naskah yang tidak menang lomba tetapi memenuhi syarat untuk diterbitkan, Redaksi Bobo berhak menerbitkannya di Majalah Bobo, mengumumkan/memperbanyak, dan mewujudkannya kembali dalam format digital maupun non digital yang tetap merupakan bagian dari Majalah Bobo. Penulis akan mendapat honor atas pemuatan naskah tersebut.
Naskah yang masuk menjadi hak Redaksi dan tidak dikembalikan.
Keputusan juri mengikat dan tidak bisa diganggu gugat.
Hadiah untuk pemenang sudah termasuk honorarium pemuatan di Majalah Bobo maupun segala alih bentuknya.


Ketentuan Teknis

Setiap peserta boleh mengirimkan lebih dari satu naskah cerpen.
Naskah diketik di kertas berukuran folio dengan jarak 2 (dua) spasi. Panjang tulisan maksimal 3 halaman.
Lampirkan di setiap naskah: biografi singkat penulis, surat keterangan dari Kepala Sekolah serta cap sekolah, fotokopi KTP, nomor telepon rumah/hp, nomor rekening bank, dan selembar foto terbaru ukuran kartu pos (3R).
Naskah dimasukkan ke dalam amplop. Tuliskan : Lomba Mengarang Cerpen Anak oleh Guru di sudut kiri atas amplop.
Karya dikirimkan ke : Panitia Lomba Mengarang Cerpen Anak oleh Guru, Redaksi Majalah Bobo, Jl. Panjang No. 8A, Jakarta 11530.
Karya peserta diterima panitia paling lambat pada tanggal 31 Maret 2011.


Hadiah :

Juara I : Rp8.000.000,00 (delapan juta rupiah)
Juara II : Rp6.500.000,00 (enam juta lima ratus ribu rupiah)
Juara III : Rp5.500.000,00 (lima juta lima ratus ribu rupiah)
10 (sepuluh) pemenang harapan, masing-masing berhadiah Rp 1.000.000,00.(satu juta rupiah)


Lain-Lain

Pengumuman Pemenang akan dimuat di Majalah Bobo No. 5/XXXIX, yang terbit tanggal 12 Mei 2011.
Hadiah akan dikirim melalui transfer lewat bank.
Pemenang akan mendapat surat pemberitahuan langsung dari Majalah Bobo, dan tidak melalui agen/perantara lain.
Waspadalah dengan penipuan yang berkedok ingin membantu/mengurusi pemenang. Jangan pernah melayani permintaan transfer uang sedikit pun. Kalau ada hal yang mencurigakan, segeralah menelepon Redaksi Majalah Bobo : (021) 5330150, (021) 5330170, pesw. 33201, 33206.

DILEMA PEMBELAJARAN SAINS

Oleh Ariesta Indriawati , S.Pd ----Guru Mapel IPA MTs N Majenang----


Profesi guru saat ini tengah menjadi idola baru, diberikannya tunjangan profesi bagi guru yang telah lulus sertifikasi menjadi titik kecemburuan bagi profesi lain. Tetapi sebenarnya menjadi guru profesional tidaklah mudah. Idealita pembelajaran yang dimiliki seorang guru belum tentu dapat direalisasikan dalam pembelajaran yang sesungguhnya apalagi bagi mereka yang mengampu di kelas IX. Adanya tuntutan sukses Ujian Nasional (UN) menjadikan mereka tidak dapat lagi menjunjung tinggi idealisme mereka tetapi justru terjebak pada pragmatisme bagaimana caranya meloloskan seluruh siswanya untuk sukses UN.

Dalam Standar Nasional Pendidikan Bab IV ayat (1) disebutkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif , inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.

Salah satu materi pembelajaran yang ada di sekolah / madrasah adalah Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) . IPA merupakan materi pembelajaran yang sangat dekat dengan alam sehingga pengamatan terhadap gejala – gejala alam menjadi bagian yang penting dalam proses pembelajaran IPA di sekolah. Pemanfaatan alam sekitar menjadi daya dukung yang kuat bagi kesuksesan proses pembelajaran sehingga diperlukan keahlian guru dalam melakukan pemilihan pendekatan, model dan metode pembelajaran yang tepat. Pemilihan model dan metode pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai tokoh sentral dalam proses pembelajaran dapat menumbuhkan dan mengembangkan kreativitas siswa sehingga siswa dapat memiliki ketrampilan belajar, ketrampilan sosial/kooperatif dan ketrampilan memecahkan masalah dengan baik dan menjadikan mereka menjadi siswa-siswa yang mandiri.

Dalam pembelajaran IPA diharapkan guru mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran IPA sebaiknya berorientasi pada siswa atau murid sehingga peran guru seharusnya berubah dari menentukan apa yang akan dipelajari ke bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar siswa. Pengalaman belajar siswa diperoleh dan dikembangkan dari serangkaian kegiatan yang dapat mengeksplorasi alam dan lingkungan melalui interaksi dengan teman, guru, atau narasumber lainnya.

Adanya tuntutan sukses ujian nasional menjadikan guru perlu berpikir ulang dalam menentukan pilihan pendekatan, model dan metode pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran IPA di kelas IX. Pendekatan pembelajaran IPA seperti pendekatan pembelajaran inkuiri, konstruktivisme, kontekstual dan salingtemas (sains lingkungan teknologi dan masyarakat) tampaknya sulit diaplikasikan di kelas IX mengingat orientasi utama pembelajarannya adalah sukses UN dengan nilai memuaskan sehingga pola pembelajaran yang sering dilakukan oleh guru adalah dengan latihan mengerjakan berbagai macam soal supaya menjadi mudah dikerjakan dengan cepat dan tepat. Seorang guru harus pandai mencari cara smart supaya siswa mampu menghafal dengan cepat dalam waktu singkat, cerdik memilih jawaban pilihan ganda dengan tepat, benar dan cepat, serta mampu memotivasi siswa untuk mau dan mampu belajar menyelesaikan soal – soal IPA dengan ikhlas dan gembira. Langkah-langkah yang dapat ditempuh seorang guru untuk siswa – siswanya yang bersiap-siap menghadapi ujian nasional antara lain adalah dengan membuat jembatan keledai untuk menghafal berbagai rumus dan konsep, strategi berhitung dengan mudah tanpa kalkulator, menyelesaikan berbagai bentuk soal dengan melihat satuan yang terdapat pada pilihan ganda jika siswa lupa akan rumus yang harus dipakai, memberi batasan materi pembelajaran sesuai SKL, mampu membuat prediksi soal berdasarkan soal –soal ujian nasional yang telah lalu dengan menghubungkan SKL terbaru dan penguatan motivasi belajar secara kontinu pada siswa supaya siswa tidak mengalami kejenuhan dalam belajar IPA.

Kondisi seperti ini sebenarnya sangat memprihatinkan , disatu sisi bangsa kita tengah berusaha memperbaiki kualitas pendidikan negara kita tetapi disisi lain patokan atau standar yang dipakai untuk penentuan tingkat keberhasilan pembelajaran adalah dengan ujian nasional dimana bentuk soal yang dipakai adalah pilihan ganda dengan orientasi aspek kemampuan siswa yang diukur hanya meliputi kemampuan kognitif saja sedangkan kemampuan afektif maupun kemampuan psikomotor siswa menjadi terabaikan . Bentuk soal pilihan ganda jelas kurang dapat mengukur tingkat kreatifitas anak dan kemampuan analitis siswa dalam penguasaan konsep-konsep IPA.

Tampaknya guru sebagai perencana dan pembuat skenario pembelajaran harus pandai mensiasati kondisi tersebut sehingga tugas guru secara profesional tetap dapat dilaksanakan dengan baik. Idealita yang dimiliki tetap coba dilaksanakan untuk pembelajaran di kelas VII , VIII dan awal semester I kelas IX sedangkan untuk mensukseskan siswa – siswa lolos ujian nasional adalah juga merupakan tugas berat guru untuk melaksanakannya dengan baik. Mudah – mudahan di hari mendatang standar penentuan keberhasilan belajar siswa akan menjadi lebih baik dan mampu mengukur seluruh aspek kemampuan belajar siswa sehingga guru tetap dapat merealisasikan idealita mereka dalam pembelajaran yang sesungguhnya secara menyeluruh.

Gallery

Gallery MTs Negeri Majenang

Keterangan:
untuk melihat gambar lebih besar dan jelas klik kanan, kemudian klik  open image

Buku Tamu

Assalamu alaikum Wr. Wb.
Selamat datang di weblog MTsN Majenang. Kepada segenap pengunjung dipersilakan mengisi halaman buku tamu untuk membangun silaturahmi di antara kita.

Bagi Anda yang sempat membaca atau sekedar lewat untuk berkomentar, memperkenalkan diri, kritik dan saran untuk perbaikan blog ini.

Begitu pun kepada para orang tus siswa, alumni MTs Negeri Majenang yang akan menyampaikan infonya atau titip salam kepada Bapak dan Ibu Guru MTs Negeri Majenang, dipersilakan mengisi.

Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya.


Salam hormat,

Admin Weblog MTsN Majenang

dka

Komite Madrasah MTS Negeri Majenang

Pengurus Komite Madrasah MTsN Majenang



Ketua                    : Warkim H.W. B.A.
Wakil Ketua       : Hariyanto, S.Pd., M.Si.
Sekretaris           : Mustholih, S.Pd.I.
Bendahara          : K.H. Nurrohman, S.Sy.

Seksi-seksi
Ketenagaan        : Kyai Sukiran, H.M.
Evaluasi              : H. Tarman
Perencanaan       : Suyoto
Penggalian Dana : K.H. Nurrohman, S.Sy.

Komite Madrasah merupakan badan mandiri yang mewadahi peranserta masyarakat dalam rangka peningkatan mutu, pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan di madrasah. Komite ini dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh stakeholder madrasah.

Pada eksistensinya Komite Madrasah harus menjadi lembaga nonpolitis dan nonprofit yang keanggotaannya sebagai representasi dari berbagai unsur yang bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas proses dan hasil pendidikan madrasah.

Perpisahan

Wilan Triani

PERPISAHAN
Karya : Wilan Triani (Kelas IX E)
    
Tiga tahun kita mengisi hari bersama
Dengan penuh canda dan tawa
Walau terkadang hati terluka
Namun semangat tak pernah sirna

Kita jalani semua dengan ikhlas
Dan berusaha dengan kerja keras
Meski kadang kita merasa lemas
Tapi kita tak pernah malas

Setelah kita lalui hari demi hari
Dan kini perpisahan yang terjadi
Rasa sedih pun terasa di hati
Teringat kenangan yang pernah kita lalui

Selamat jalan sahabatku
Takkan kulupakan kau di hatiku
Akan kuingat setiap langkahku
Akan kukenang semua bayangmu


Puisi hasil karya adinda Wilan Triani -----siswi kelas IX E MTs Negeri Majenang ----

Enam Permasalahan Pendidikan di Banyumas

Deni Kurniawan
As'ari
SENIN (4/8) lalu, Bupati Banyumas Mardjoko melantik Drs. Purwadi Santoso, M.Hum sebagai Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik). Pelantikan ini sempat tertunda karena menunggu persetujuan DPRD, ketika calon Kadisdik itu masih menjabat sekretaris dewan. Dengan pelantikan ini, bolehkah masyarakat Banyumas memiliki ekspetasi baru tentang maju dan berkembangnya dunia pendidikan di Banyumas?

Pergantian atau rotasi pejabat dalam pemerintahan daerah merupakan hal yang lumrah. Namun yang menarik, pergantian pejabat Disdik ini dilakukan bupati hasil pilkada langsung pertama di Banyumas. Dan, sosok yang dipercaya memangku jabatan strategis itu bukanlah seorang profesional pendidikan, melainkan sosok berlatar belakang ilmu pemerintahan.

Menarik juga dicermati ketika DPRD mengajukan usul raperda pendidikan, Mardjoko sempat menolak usulan Wajib Belajar 12 tahun. Apakah beberapa sinyal itu menjadi pertanda bahwa Mardjoko kurang ngeh terhadap dunia pendidikan? Bila melihat program Mardjoko saat kampanye, terutama terkait dengan bidang pendidikan, sebenarnya harapan itu masih tetap ada. Dalam buklet atau selebaran kampanyenya, Mardjoko memiliki sembilan bidang garapan, termasuk pendidikan. Program yang ditawarkannya meliputi kesiapan untuk merealisasi anggaran pendidikan (20 % dari APBD) sesuai ketentuan perundang-undangan, memperbanyak sarana-prasarana pendidikan secara merata, memberi beasiswa kepada siswa SD, SMP, dan SMA dari keluarga miskin, serta meningkatkan kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan.

Dalam Program 100 hari, terutama program kedua (peningkatan kesejahteraan masyarakat) point b tertulis: meningkatkan layanan pendidikan dan kesehatan dengan indikator keberhasilannya adalah warga mendapatkan layanan pendidikan dan kesehatan yang memadai (http://www.banyumaskab.go.id).

Nah, tinggal bagaimana Kadisdik dapat menerjemahkan segala kebijakan dan rencana program kampanye Mardjoko itu menjadi program riil yang menyentuh dan membawa kemanfaatan bagi masyarakat. Sebagian pihak sempat meragukan figur Kadisdik yang dilantik, terutama karena kiprah sebelumnya yang tak pernah bergelut dengan hiruk-pikuk pendidikan. Namun penunjukan kadisdik merupakan wilayah hak Bupati. Tentu ia memiliki alasan tersendiri, bahwa yang bersangkutan dapat mengemban tugas dengan baik. Sudah saatnya masyarakat memberikan kesempatan kepada Kadisdik baru untuk menjalankan tugasnya.

Di sisi lain, para ‘‘penggelut pendidikan‘‘ di Banyumas perlu introspeksi tentang masih minimnya stok calon kadisdik yang bisa ditawarkan, atau masih rendahnya bargaining position dengan Bupati Mardjoko. Mungkin mereka tidak pernah ikut dalam hiruk pikuk politik saat kampanye pilkada beberapa bulan lalu. Ada ungkapan seorang teman, bahwa politik itu adalah balas budi. Kalau tidak, ya balas dendam. Entah benar atau tidak ungkapan tersebut.


Pendidikan Murah
Ada enam permasalahan pendidikan di Banyumas yang perlu mendapat perhatian dari Bupati Mardjoko dan kadisdik baru.

Pertama, mahalnya biaya pendidikan, terutama untuk sekolah negeri setingkat SMP dan SMA. Sebagian masyarakat berkelakar, sekolah negeri dan swasta kini sama mahalnya. Alangkah indahnya kalau Bupati Mardjoko dan kadisdik memiliki program untuk membantu siswa dari keluarga tidak mampu berupa beasiswa atau sumbangan pendidikan. Syukur kalau menelurkan program pendidikan murah (SD – SMA). Dan bila memungkinkan, pendidikan gratis seperti yang sukses dilakukan Pemkab Jembrana (Bali). Semua itu tergantung dari political will dan good will Bupati.

Kedua, adanya regulasi yang jelas bagi sekolah. Besarnya sumbangan orang tua siswa baru kepada sekolah saat pendaftaran dirasa memberatkan. Sudah saatnya Dinas Pendidikan membuat regulasi untuk setiap sekolah, sehingga ada kontrol yang jelas.

Ketiga, kesejahteraan guru. Kepedulian Pemkab Banyumas terhadap kesejahteraan guru —terutama guru swasta— selama ini masih kurang, bahkan kalah dari daerah tetangga seperti Purbalingga. Sudah saatnya Bupati Mardjoko ikut memikirkan nasib mereka yang tersebar di berbagai wilayah Banyumas. Program insentif bulanan bagi guru swasta dan honorer negeri yang bersumber dari APBD layak dipertimbangkan oleh Bupati dan DPRD.

Keempat, pelayanan birokrasi pendidikan. Untuk mendukung ketercapaian program pendidikan, perlu reformasi birokrasi pelayanan pendidikan di setiap tingkatan. Selain itu, perlunya kontrol terhadap setiap pelaku pendidikan untuk meminimalisasi terjadinya praktik penyimpangan yang merugikan masyarakat. Dalam hal ini kemampuan menajerial dan ‘‘keberanian‘‘ dari Kadisdik baru menjadi sesuatu yang sangat penting.

Kelima, pemerataan fasilitas pendidikan di kota dan desa. Beberapa sekolah di kota memiliki fasilitas yang sangat lengkap dan memadai. Misal, di kelas tersedia televisi, LCD dan komputer untuk mendukung proses pembelajaran. Namun di sekolah-sekolah ndesa, banyak bangunan yang mau runtuh atau fasilitas pendukungnya jauh dari memadai.

Keenam, peningkatan kualitas dan profesionalisme guru. Sebab guru adalah ujung tombak kesuksesan pendidikan. Pemberdayaan dan peningkatan kualitas mereka perlu mendapat perhatian. Kegiatan seminar, workshop, diklat, diskusi, dan kajian keilmuan perlu digalakkan.

Akhirnya, selamat bertugas kepada Bupati Mardjoko dan Kadisdik yang baru. Teriring doa dan harapan, semoga amanah rakyat dapat ditunaikan dengan sebaik-baiknya dan rakyat pun tersenyum bahagia karena pemimpin mereka termasuk tokoh yang peduli terhadap pendidikan.

Deni Kurniawan As’ari, Guru Mapel PKn MTs N Majenang

Sumber : Suara Merdeka

Penerimaan Peserta Didik Baru MTs Negeri Majenang Tahun Pelajaran 2011-2012


A. Syarat-syarat Pendaftaran

1. Beragama Islam;
2. Berumur tidak lebih dari 18 tahun pada tanggal 31 Juni 2011;
3. Calon Siswa/i datang sendiri, dengan berpakaian rapi dan bersepatu;
4. Mengisi Formulir Pendaftaran yang telah disediakan panitia;
5. Menyerahkan foto copy Ijazah SD/MI yang telah dilegalisir Kepala Sekolah/Madrasah sebanyak 2 (dua) lembar;
6. Menyerahkan SKHU (Surat Keterangan Hasil Ujian) Asli dan foto copy yang telah dilegalisir sebanyak 1 (satu) lembar beserta NISN (Nomor Induk Siswa Nasional);
7. Menyerahkan pas photo ukuran 3 x 4 sebanyak tiga lembar dan ukuran 2 x 3 sebanyak tiga lembar (belakang photo ditulis nama);
8. Menyerahkan piagam penghargaan bagi yang mempunyai;
9. Persyaratan tersebut di atas dimasukkan ke dalam stop map :
a. Untuk Putra stop map warna kuning.
b. Untuk Putri stop map warna merah.

B. WAKTU PENDAFTARAN

Pendaftaran dibuka tanggal 27 Juni s.d. 01 Juli 2011 dengan ketentuan :
a. Senin s.d Kamis : Pukul 08.00 s.d 12.00 WIB.
b. Jum’at dan Sabtu : Pukul 08.00 s.d 11.00 WIB.

C. TEMPAT PENDAFTARAN
MTs Negeri Majenang Kabupaten Cilacap, jalan Raya Pahonjean No. 11 Majenang 53257

* Daya Tampung 6 Kelas
** Hal-hal yang belum jelas dapat ditanyakan langsung kepada Panitia Penerimaan Siswa Baru.

Majenang, Mei 2011
Kepala MTs Negeri Majenang



H. Moch. Makhrus, S.Pd, M.Pd.
NIP. 19600303 198303 1 004

URGENSI PENANAMAN SEMANGAT JUANG PADA ANAK

Oleh Ariesta Indriawati, SPd ---Guru Mapel IPA MTs Negeri Majenang----

Ariesta Indriawati
Dalam kehidupan sehari – hari seringkali kita mendengar slogan “ Hidup adalah perjuangan”. Hampir di setiap aktivitas selalu ada saja hambatan dan rintangan yang senantiasa menghadang , itulah hidup , kita harus berjuang untuk mampu melewati segala hambatan dan rintangan tersebut supaya kita menjadi orang yang kuat. Lalu bagaimana dengan anak- anak kita ,bagaimana kita membimbing mereka menjadi anak yang kuat dan tangguh sehingga merekapun mampu melewati segala hambatan dan rintangan yang mereka hadapi.

Ada sebuah cerita tentang pelajaran dari seekor kupu – kupu yang kami ambil dari hasil workshop teman – teman kami di LPMP Jawa Tengah, berikut petikan ceritanya “ Suatu hari , pada saat sebuah lubang kecil timbul di suatu kepompong, seorang pria duduk dan memperhatikan bagaimana seekor bayi kupu-kupu selama berjam-jam berjuang untuk memaksa mengeluarkan badannya melalui lubang tersebut. Akan tetapi kemudian, proses tersebut berhenti tanpa ada kemajuan lebih lanjut . Tampaknya sudah sekuat tenaga dan bayi kupu – kupu tidak bisa bergerak lebih jauh lagi. Sehingga akhirnya sang lelaki tersebut memutuskan untuk menolong kupu-kupu tersebut, diambilnya sebuah gunting untuk membuka kepompong tersebut. Dan kupu-kupu tersebut akhirnya keluar dengan mudah walau dengan tubuh yang lemah, kecil dan sayap yang mengkerut. Sang lelaki terus mengamatinya dengan berharap bahwa suatu saat sayapnya akan terbuka , membesar dan berkembang agar bisa menyangga tubuhnya dan menjadi kuat.
Tetapi ternyata tidak terjadi apa-apa dan kupu-kupu tersebut menghabiskan sisa waktu hidupnya dengan merangkak beserta tubuhnya yang lemah dan sayap yang mengkerut, tidak pernah bisa terbang. Lelaki baik dan penolong ini tidak mengerti bahwa kepompong yang menjerat maupun perjuangan yang dibutuhkan oleh kupu-kupu untuk dapat lolos melewati lubang kecil adalah cara Allah SWT untuk mendorong cairan tubuh dari kupu-kupu ke sayapnya agar kuat dan siap untuk terbang sewaktu-waktu setelah bebas dari kepompongnya nanti”.

Dari cerita tersebut dapat kita pahami bahwa perjuangan mutlak dibutuhkan dalam hidup, berbagai kemudahan yang kita berikan pada anak ataupun peserta didik kita justru membuat mereka menjadi lemah. Fenomena yang sering kita amati di lingkungan rumah atau sekolah adalah banyaknya anak – anak sekolah yang difasilitasi dengan berbagai sarana yang sebenarnya belum mereka butuhkan. Misalnya untuk pulang pergi ke sekolah anak diberi fasilitas sepeda motor , padahal usia mereka belum genap 17 tahun. Tujuan orang tua memfasilitasi sepeda motor tersebut sebenarnya baik yaitu memberi kemudahan pada anak supaya tidak terlalu lelah menunggu angkot atau berjalan kaki. Tetapi orang tua kurang menyadari bahwa dengan berbagai fasilitas yang memudahkan tersebut menjadi anak – anak mereka tidak dibiasakan belajar berjuang.

Akibat kemajuan teknologi tidak sedikit anak yang justru terjebak pada dampak buruk kemajuan IPTEK tersebut. Mereka belum mampu memanfaatkan teknologi untuk hal – hal yang positif . Pemanfaatan internet dan facebook yang tidak tepat menjadikan anak- anak didik kita menjadi pasif, kurang bersosialisasi, dan enggan melakukan aktivitas lain karena terlalu asyik dengan kegiatan internetan atau face booknya. Mereka menjadi kurang realistik dan tidak terbiasa menghadapi tantangan. Tanpa disadari mereka tumbuh menjadi anak-anak yang tidak gagap teknologi tetapi lemah secara fisik dan mental. Secara fisik duduk berjam-jam di depan computer, laptop atau HP jelas tidak sehat karena aktivitas tubuhnya sedikit lain jika anak-anak kita rajin berolah raga bersama misalnya volley atau olah raga lain jelas aktivitas tubuh lebih banyak dan ini menyehatkan. Selain menyehatkan kegiatan olah raga juga lebih mendidik karena dengan olah raga bersama anak-anak juga dilatih belajar bekerja sama dan berjuang meraih kemenangan. Sebagai orang tua , kita juga tidak menginginkan anak-anak kita menjadi anak-anak yang gaptek tetapi kita wajib memantau dan mengarahkan anak-anak kita dalam aktivitasnya sehari-hari. Kita harus pandai membimbing mereka bagaimana membagi waktu dengan baik agar seluruh aktivitasnya digunakan untuk hal-hal yang positif dan anak memiliki semangat juang yang tinggi dan motivasi untuk senantiasa menjadi yang terbaik bagi kehidupannya.

Penanaman semangat juang pada anak merupakan kewajiban kita sebagai orang tua karena kita berharap anak-anak kita kelak mampu menjadi anak-anak yang kuat , tangguh dan mandiri. Mereka mampu menghadapi segala kesulitan hidup dan mampu menerima segala cobaan hidup dengan tabah dan tawakkal sehingga kitapun sebagai orang tua wajib menanamkan nilai-nilai keimanan pada anak supaya anak kita pun menjadi anak yang kuat secara fisik dan mental.

Seekor ulat untuk bisa berubah menjadi kupu-kupu perlu berjuang sekuat tenaga dalam melewati tahapan-tahapan metamorphosis yang harus dilaluinya mulai dari telur berubah jadi ulat kemudian menjadi kepompong dan akhirnya menjadi seekor kupu-kupu.

Selain orang tua, guru atau pendidik juga memiliki kewajiban yang sama dalam menanamkan semangat juang pada peserta didik. Dalam kurikulum pendidikan dikenal istilah pendidikan karakter. Walaupun secara tersurat tidak ada penegasan jelas bahwa kita wajib menanamkan semangat juang pada peserta didik tetapi secara tersirat itu merupakan tugas bersama guru dalam pembentukan kepribadian peserta didik agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang kuat, tangguh, jujur dan mandiri.

Sebagai seorang pendidik, guru wajib membiasakan anak bersikap jujur dan bertanggung jawab. Tugas – tugas yang diberikan pada peserta didik tidak dapat dinilai hanya dengan melihat hasil akhirnya saja tetapi bagaimana tahapan proses penyelesaian tugas tersebut dilaksanakan. Apakah anak menyelesaikan sendiri tugasnya tanpa mencontek temannya, apakah anak tersebut menyelesaikan tugas itu sendiri atau dikerjakan oleh orang lain. Dari sini seorang guru harus mampu memberi penghargaan pada peserta didiknya yang menyelesaikan tugas-tugasnya dengan jujur dan dengan perjuangannya sendiri sehingga kita dapat menilai pendidikan karakter anak dalam dimensi kejujuran dan semangat juangnya.

Penanaman semangat juang pada peserta didik di sekolah dapat juga dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, PMR, PKS, pecinta alam dan kegiatan lain seperti out bond. Kegiatan out bond misalnya dapat melatih anak dalam meningkatkan kemampuan bekerjasama, rasa percaya diri, tanggung jawab, berani dan membangun semangat juang yang tinggi untuk mampu melewati segala rintangan yang dihadapinya.

Bangsa kita membutuhkan kader- kader bangsa yang kuat, tangguh dan mandiri sehingga selamanya kita tak pernah terjajah lagi oleh bangsa manapun juga. Merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai orang tua untuk senantiasa memberikan bimbingan yang tepat dalam mengarahkan anak-anak kita agar menjadi kader bangsa yang senantiasa membela bangsanya dengan kekuatan dan ketangguhannya karena mereka senantiasa memiliki semangat juang yang tinggi demi kebesaran bangsanya.

Keterampilan

TIK

Pramuka

Pidato Bahasa Inggris

PBB

Tenis Meja


Pembina :
1.  Saring, S.Pd
2.  Fani Dermawan, S.Pd

Peserta :
Kelas VII, VII 

Tempat Kegiatan :
MTs Negeri Majenang

Waktu Kegiatan :
Senin dan Jum'at

Bentu Kegiatan :
1. Teori
2. Latihan/Praktek
3. Lomba-lomba

Bulutangkis

Volley Ball

CCQ

Kaligrafi

Qiro'ah dan Murottal

Tenaga Kependidikan

Nama : Mufdi, S.Pd.
NIP : 19710330 199303 1 002
Jabatan :Kepala Tata Usaha
Lulusan : IAIG Cilacap
Pangkat/Golongan : Kaur TU/III c

Nama : Nur Rohmah, S.H.I.
Jabatan : Staf Tata Usaha
Lulusan : IAIG Cilacap
Pangkat/Golongan : Penata Muda/III a
Nama : Maskur, S.Pd.I
NIP : 19650718 199303 1 002
Jabatan : Staf TU, Perpustakaan
Lulusan : IAIG Cilacap
Pangkat/Golongan : Penata Muda /III a

Nama : Nur'aeni, A.Ma.
NIP : 19750602 199803 2 003
Jabatan : Bendahara
Lulusan : Unsoed Purwokerto
Pangkat/Golongan : Penata Muda/III a

Nama  : Sri Khayati
NIP : 19640722 200701 2 012
Jabatan :Staf Tata Usaha
Lulusan : PGSMTP Purwokerto
Pangkat/Golongan : Pengatur Muda Tk I/II b

Nama : Mukhlis, S.Ag.
NIP : -
Jabatan : Staf TU
Lulusan : IAIN Walisongo Semarang
Pangkat/Golongan : -
Nama : Zindan Munhar
NIP : -
Jabatan : Staf Tata Usaha
Lulusan : Amikom Yogyakarta
Pangkat/Golongan : -

Nama : Kiswanto
NIP : -
Jabatan : Satpam
Lulusan : SMA
Pangkat/Golongan : -
Nama : Nasikun
NIP : -
Jabatan : Penjaga/Kebersihan
Lulusan : SMA
Pangkat/Golongan : -

Nama : Suwarno
NIP : -
Jabatan : Penjaga/Kebersihan
Lulusan : SMA
Pangkat/Golongan : -

Info MTs